Makassar - Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Sulawesi dan Maluku KLHK menggelar pelatihan penguatan kapasitas kehumasan untuk staf kehumasan Unit Pelaksana Teknis Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Wilayah Sulawesi Selatan selama dua hari. Senin-Selasa 28-29 Maret 2022 beralamat di Jalan Perintis Kemerdekaan Km. 17 Makassar.
Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas, baik secara personal maupun secara kelembagaan untuk menunjang kerja suatu lembaga Pemerintah Pusat maupun Daerah. Olehnya itu, Humas merupakan ujung tombak bagi lembaga publik yang memiliki peran penting dan strategis, menjaga citra lembaga dalam menyampaikan tupoksi dan hasil kerja dari sebuah lembaga.
Dr. Ir. Darhamsyah., M.Si, Kepala Pusat Pengendalian Pengendalian Pembangunan Ekoregion Sulawesi dan Maluku menyampaikan dua hal penting dalam penulisan yakni Logos dan Pathos, yang dihubungkan dengan intuisi.
Dia menjelaskan bahwa tulisan itu akan bermakna apabila mengandung unsur logos dan pathos. Logos akan lebih banyak bercerita tentang data, fakta, angka, grafik dan sebagainya, sedangkan pathos lebih banyak bercerita tentang emosional manusia.
“Kencenderungannya kita hanya mengemukanan logos ini, ingat satu lagi ada pathos. Pathos bercerita dibalik angka itu, cerita itu sedapat mungkin menggunggah emosi pembaca, ” ungkapnya lanjut.
Darhamsyah mejelaskan, kita bisa bercerita tentang kebakaran hutan dan lahan, kita juga bisa bercerita tentang penurunan jumlah kebakaran hutan dan lahan dari tahun ke tahun. “Nah dibalik jumlah penurunan kebakaran hutan dan lahan itu ada cerita kesuksesan Manggala Agni dan Pemerintah Daerah, ” Sebut Darhamsyah ketika diwawancarai awak media, Selasa 29 Maret 2022
Lebih lanjut Darhamsyah menuturkan, misalnya kita bisa mengangkat salah satu tokoh Manggala Agni yang perempuan, meskipun dia perempuan ternyata bisa berbuat, berkiprah dalam menangani kebakaran hutan dan lahan.
“Nah, dibalik angka-angka tersebut ada cerita sangat berarti, jadi logos dan pathos itu akan bagus kita mainkan dalam sebuah tulisan, ” ujarnya.
Ketika disinggung keterkaitan antara logos dan pathos menjadi intuisi, Darhamsyah menuturkan untuk fakta menjadi intuisi kita melihat apa sebenarnya dibalik fakta itu.
Kemudian Kepala P3E Suma ini menyebut, katakanlah salah satu peserta pelatihan tadi mendapatkan kartu bergambar sumur, tapi apa cerita dibalik sumur itu, dia berhasil menggabarkan ada ember, ada timba ada sumur yang sangat dalam.
Lalu Darhamsyah mengatakan, sumur itu adalah sumber pengetahuan, timba itu penulis, penulislah yang menimba air di sumur untuk dituangkan ke dalam ember, kemudian untuk diberikan kepada masyarakat agar airnya bisa dinikmati orang banyak.
“Itulah kaitannya antara fakta dan intuisi, ketika kita bisa melihat ada apa dibalik fakta, apa yang bisa kita kembangkan lebih jauh dibalik fakta, ” sebut Darhamsyah.
Dari pelatihan ini, Kepala P3E Suma berharap para peserta bisa lebih intens menulis tentang lingkungan hidup dan kehutanan. “Kehumasan KLHK diharapkan bisa lebih banyak menyampaikan cerita-cerita tentang lingkungan ke masyarakat yang tidak membosankan, ” Darhamsyah menandaskan.
Lebih jauh dia menuturkan kalau penulisan hanya di logosnya tadi itu, membuat orang tidak terlalu tertarik dengan lingkungan.
“Jadi sebaiknya keduanya disandingkan, selain data, angka dan fakta, tetapi ada cerita, dimana orang bisa mengambil makna, bukan hanya jumlah keberhasilannya, tetapi juga bermanfaat untuk pembaca, itulah tadi hubungannya antara logos, pathos dan intuisi. Dengan demikian tulisan kita akan diminati orang, ” pungkas Darhamsyah, Kepala P3E Sulawesi dan Maluku.